Hai Neptunus ...
Kali ini untuk dia lagi. Dia yang sering kali kusebut dengan "kamu".
Sampai di hari ke 81 juga ya. Lama ya Nus? Tapi anehnya, kenapa rasanya tetap sama. Sama seperti saat itu. seperti hari pertama waktu itu. Hari rabu ya? Ingat kan? Tidak mungkin kamu melupakannya kan Nus?
Emosiku tumpah ruah saat itu. Resah. Sakit. Khawatir. Galau. Seolah berlomba-lomba, berbondong-bondong menyerbuku. Menyergapku. Mengalahkan segala rasaku. Mengambil semua yang kuingin. Tak menyisakan sedikitpun untukku. Untuk ku nikmati.
Sejahat itukah keadaan? Setega itukah keadaan? Hingga tak memberiku waktu sedetik saja untuk menikmati keindahan itu. Keindahan yang ada dimatamu. Keindahan yang sangat kusegani untuk ku tatap. Iya. Bola matamu itu. Tak pernah kuberani menatapnya. Ada banyak makna didalamnya. Makna yang tidak bisa ku terjemahkan sampai sekarang ini. Makna yang memang tak ingin ku tahu maksud dan maknanya.
Semua hanya tentang keadaan. Hati dan Kenangan. Keadaan yang memang sedang tidak berpihak kepadaku. Hati yang selalu tidak bisa ku ajak kompromi untuk tidak lagi menyebut namamu lagi. Lalu kenangan. Kenangan yang tiap saat datang menghantui. Membawaku terus masuk dan mengingat masa lalu. Yang sebenarnya bukan hakku untuk mengenangnya. Bukan kewajibanku untuk terus menyimpannya dalam otakku. Tapi apa yang bisa aku lalukan. Semua terjadi tanpa keinginanku. Mereka datang tanpa aku menginginkannya. Lalu mereka pergi saat aku ingin mereka tetap ada disini.
Rasanya ingin aku mengambil alih skenario kehidupan yang tak bersutradara ini. Ingin rasanya aku jadi script editor yang bisa dengan sesuka hati mengubah jalan cerita yang telah penulis tuliskan. Tapi siapa aku? Apa hakku? Aku bukan siapa-siapa. Aku juga tak berhak apa-apa untuk hal ini. Aku hanya seorang pemain yang harus patuh atas apa yang telah ditulis oleh penulis.
Kini, rindu yang telah menumpuk ini hanya bisa kusimpan. Ku pendam erat-erat dalam balutan kenangan yang selalu kurasa indah namun menyisakan goresan luka yang dalam dihati. Lalu kulafalkan dalam setiap barisan doa-doaku pada-Nya setiap waktu. Selalu ada namamu disana. Selalu ada rindu untukmu yang kukirimkan disana. Rindu yang kutau takkan pernah tersampaikan. Rindu yang selamanya akan menjadi sebab utama rasa sesak didadaku. Rinduku yang hanya untukmu. Seorang yang hingga saat ini namanya masih terukir jelas diHATI. KAMU :)
*ry
No comments:
Post a Comment