Sesuatu yang tidak saya sangka dan tidak duga terjadi. Ada rasa tidak percaya saat aku membacanya. Sejahat itukah keadaan? Sekejam itukah keadaan? Tapi kenapa hanya keadaan yang dipersalahkan? Kenapa bukan individunya saja yang disalahkan?
Pagi ini, saya mendapatkan pesan singkat dari seorang teman lama saya nan jauh disana. Dia adalah teman saya sewaktu saya masih tinggal di Lampung dulu. Sudah hampir 7 tahun saya tidak bertemu dengannya. Ada sedikit rasa rindu saat membaca pesan singkatnya. Seperti mengulang masa 7 tahun yang lalu. Saat kami bermain bersama. Saling melempar tawa. Saling mengisi satu sama lain. Mimik polosnya masih tergambar jelas diotak saya. Mungkin karena hanya itu yang bisa saya ingat dari dia. Maklum saja, sudah bertahun-tahun tidak saling berhubungan tapi tiba-tiba beberapa hari yang lalu dia mengirimi saya sebuah pesan singkat difacebook.
Kami bertukar nomer handphone agar bisa saling memberi kabar satu sama lainnya. Karena itu pula pagi tadi dia mengirimi saya sebuah pesan singkat. Awalnya pembahasan kami masih standart lah. Saling mengucap kangen. Kangen yang belum bisa terobati hingga saat ini. Tapi pembahasan itu luntur seketika. Saat saya menanyakan kabar salah satu adik (dulu tetangga saya tapi sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri). Tidak saya dapati kabar seperti yang saya inginkan. Jemariku kaku untuk menekan tombol-tombol pada keypad handphone saya. Rasanya hati seperti teriris-iris. Tak tega.
Katanya, Adik saya itu mendapatkan perlakuan kurang baik dari ibu tirinya. Beberapa pukulan kerap adik saya terima dari ibu tirinya itu. Sakit hati saya membaca pesan itu. Bagaimana tidak? seorang kakak hanya bisa diam sementara adiknya yang jauh disana terluka, tersakiti. Saya tidak bisa berbuat apa-apa. Jarak yang menjadi sebab utama diamnya saya. Lagi-lagi jarak juga menjadi sebab utama sesak yang kerap menghantui diri saya. Mungkin kalau saya didekatnya, bisa sedikit membantunya. Tapi kalau seperti ini siapa yang bisa membantunya? Keadaan? Bukankah ini memang tentang keadaan yang selalu salah. Keadaan datang pada saat yang tidak tepat. Keadaan membuat semuanya kacau. Karena keadaan Ibu tiri hadir. Karena keadaan pula Adik saya tersakiti.
Lalu sekarang apa? Diam dan terus diam. Diam berbalut keadaan yang tidak bisa bersahabat. Ntahlah. Keadaan ini terlalu asing untuk saya. Terlalu sukar untuk saya mengerti. Tapi, Kenapa hanya keadaan yang selalu disalahkan? Mungkin suatu saat nanti akan ada jawabnya dari Engkau yang diatas sana. Semoga.
*ry
No comments:
Post a Comment