......
Saat mereka
mulai memasuki Perpustakaan tampak seorang gadis beramput panjang terurai yang
tampaknya tak asing dimata mereka. Keduanya membiarkan saja, tanpa ingin tau
siapa perempuan yang duduk disalah satu kursi diruang baca itu. Ilham berjalan
menuju tempat pengembalian buku, untuk mengembalikan buku yang dipinjamnya
seminggu yang lalu. Sedangkan Jane, ia sedang asyik memilah-milah buku tentang
sastra untuk refrensi iya menulis. Lima menit telah berlalu, Ilham yang telah
selesai mengurusi pengembalian bukunya, menghampiri sahabatnya itu.
“nyari apa?” tanya Ilham sembari
mencari-cari buku untuk iya baca.
“buku yang bisa ngasih aku
inspirasi”
Buku yang Jane inginkan telah
didapat, dengan membawa beberapa tumpukan buku, Jane beranjak menuju tempat
baca. Sangking banyaknya Jane membawa buku, sampai-sampai ia tak melihat ada
orang yang berjalan berlawanan aranh dengannya ‘brakkkkkkkk’
“aduh ...” suara rintihan kesakitan
orang yang ditabrak Jane tadi.
“ maaf .. maaf .. saya tidak
sengaja” ujar Jane, yang dengan spontan membantu seorang tadi untuk berdiri.
“Loh .. kak Jane” ujar seorang tadi
saat melihat orang yang menabraknya tadi adalah Jane yang notabene adalah kakak
kelasnya.
“ha ? igna ? maaf yaa” ujar Jane
yang makin merasa bersalah itu.
“hehe .. iya kak gpp, kesini sama
siapa?”
“tuh ...” ujar Jane seraya menunjuk
Ilham yang sedang sibuk memilah-milah buku disudut kiri mereka itu.
“oh ... sama dia, yaudah kak aku
pulang dulu ya” Igna beranjak dari tempat iya berdiri menuju pintu keluar
perpustakaan.
Jane merapikan buku-buku yang
berserakan dilantai tadi, lalu beranjak ke tempat baca untuk membaca
buku-bukunya itu. Tak lama kemudian Ilham juga menyusul Jane ketempat baca.
“tadi aku ketemu sama igna”
“hah ... yang bener ? lagi ngapain
dia ? sama siapa ? keadaannya gimana ? udah hampir seminggu aku ga
kontak-kontak-an sama dia”
‘segininya kah Ilham ingin tau tentang
keadaan Igna? Kalau masih sayang kenapa ga balikan aja? Kenapa Ilham malah buat
aku berharap sesuatu lebih dari dia? Arrrggh ...’
“baik-baik aja kok dianya” ujar Jane
menyembunyikan rasa kesalnya “kalo masih sayang kenapa putus? Kan malah bikin
hati sakit kalo gitu”
“belum waktunya Jane, aku harus
berpikir berkali-kali untuk bisa kembali sama dia lagi, balikan itu bukan hal
yang mudah untuk aku. Sampai sekarang aku belum tau bagaimana perasaan dia ke
aku, masih seperti dulu atau sebaliknya”
***
Pagi
ini terasa berbeda dari pagi-pagi sebelumnya, Jane merasakan sesuatu sedang
terjadi pada dirinya. Dilihatnya akun facebooknya melalui layar notebook
ungunya itu. Benar ada yang berbeda hari ini, statusnya sekarang sudah kembali
seperti dulu lagi , kembali kemasa sebelum iya merasakan indahnya mempunyai
pacar , yahh pacar facebook lebih tepatnya. Tubuhnya lemas seketika, tapi iya
sadar ini bukan akhir dari segalanya. toh ia juga sudah tau kalau akhirnya akan
seperti ini.
“Jane !!!” seru Ilham dari kejauhan,
tampak disana ilham dan Igna sedang berjalan bersama, melambaikan tangan mereka.
Jane hanya tersenyum melihat
keduanya bersama lagi.
‘Cinta
bukan tentang bagaimana kita menjalaninya sajaa, tapi juga tentang bagaimana
kita bisa jujur pada diri sendiri. Hati akan jauh lebih jujur melebihi apa yang
seorang pikirkan, terimakasih Jane. Kini aku benar-benar tau bahwa dialah orang
yang benar-benar aku cintai J’ pesan singkat Ilham beberapa menit kemudian .
No comments:
Post a Comment