“Kosong nih...”
ujar Ilham pada Jane sembari
duduk disebelah Jane.
“Apanya yang kosong ?”. Tanya Jane yang belum dapat mencerna
perkataan sahabatnya itu.
Ilham hanya tersenyum sembari menunjuk
status hubungannya difacebook yang bertuliskan ‘single’ itu. Memang beberapa hari yang lalu dia baru saja putus dengan
pacarnya yang juga adik kelas mereka itu. Sangat disayangkan memang, hubungan yang
sudah terjalin hampir 2 tahun tarus berakhir begitu saja, tanpa sebab yang jelas
pula.
“sama aku ?”. Tanya
Jane lagi untuk memastikan maksud tersirat dari Ilham.
Lagi-lagi
Ilham hanya tersenyum yang berarti meng-iya-kan pertanyaan Jane tadi. Beralih
pandangan Ilham ke laptopnya lagi, mengganti status hubungannya yang ‘single’ menjadi ‘in a relitionship with Janeeta Pricillia’. Hahah .. sungguh
menggelikan pikir Jane, ada-ada saja ulah sahabatnya yang satu ini. Lalu,
bagaimana nasib mantan pacar Ilham kalau begini? Jane takut ada yang salah
paham atas tindakan sahabatnya ini. Memang mereka sudah putus, tapi sepertinya
mereka masih saling suka satu sama lainnya. Tak ada yang tahu isi hati mereka
selain diri mereka sendiri. Ah ... Jane rasa itu juga bukan urusannya, lebih
baik sekarang ia bersenang-senang dengan pacar barunya, pacar facebook lebih tepatnya.
***
“Jane jadi nggak
nanti ?” tanya Ilham masih dengan nafas yang terengah-engah seusai menyalurkan
hobinya main basket dilapangan.
“jadilah..”
jawab Jane singkat, lalu bergegas melanjutkan perjalanannya menuju ruang guru
untuk mengumpulkan tugas bahasa Indonesia ia dan teman-teman sekelasnya.
Jane memang anak yang rajin, hampir
semua guru disekolah mengenalnya dan dekat dengan dirinya, termasuk bu Sesil
guru bahasa Indonesia yang menurutnya dan teman-temannya adalah guru termuda
dan juga tergokil yang pernah masuk dikelasnya. Guru yang satu ini memang beda
dengan guru yang lain, ia menganggap muridnya seperti temannya sendiri, tidak jarang
ada siswa yang curhat dengannya saat jam istirahat atau saat jam kosong.
Bukan hanya itu,
Bu Sesil juga satu-satunya guru yang bisa mengerti isi hati Jane, sampai-sampai
paling tidak seminggu sekali Jane menyempatkan diri untuk mengunjungi Bu Sesil
dikostnya. Datang kekost bukan berarti untuk konsultasi masalah pelajaran
disekolah, namun konsultasi tentang hati. Yahh .. tahu sendiri kan gimana kalau
dua wanita ketemu. Membicarakan hal dari hati-ke-hati.
Jane juga sudah menganggap Bu Sesil seperti kakaknya sendiri. Ke ruang guru
lagi, ketemu Bu Sesil lagi, yang pastinya ia bisa mencurahkan semua isi hatinya
yang tak mungkin ia mencurahkan isi hatinya kepada Ilham sahabat satu-satunya
itu, pikir Jane.
“cie...cie... pacar baru ya?” ledek
Bu Sesil saat Jane tiba didepan mejanya.
“ah .. apaan sih bu” jawab Jane
mengelak.
“lah itu ...” bu Sesil sembari
memperlihatkan layar laptopnya pada Jane.
Jane hanya tertawa kecil, lalu
menceritakan hal yang sebenarnya terjadi, dari mulai putusnya hubungan Ilham
dengan Igna adik kelasnya, sampai dengan status palsu mereka difacebook. Sangat
lucu pikirnya, bisa-bisanya ya dari yang dulunya ga kenal satu sama lain, terus
kenal jadi temen, meningkat jadi sahabat dan kini jadi pacar, eh pacar facebook maksudnya.
“pacar beneran juga gpp kok jane,
hehe” ledek Bu Sesil lagi. Tak ada hari tanpa ledekan Bu Sesil, dan itu
lah yang membuat
Jane dan teman-temannya menyukai cara Bu Sesil mengajar.
Bahagianya jika setiap hari bertemu
dengan guru seperti Bu Sesil ini, pikir Jane. Bisa mengerti apa yang siswanya
rasakan, bahkan saat KBM dikelas siswa sangat antusias dalam menerima
pelajarannya. Andaikan semua guru seperti Bu Sesil. Ah ... sepertinya hanya
khayalan saja. Siapapun gurunya dan apapun materi yang sampaikan itu harus
dihargai.
***
Seperti janjinya tadi siang Ilham
menjemput Jane kerumahnya untuk mengajak Jane ke Perpustakaan daerah bersama.
Rasanya kali ini berbeda dengan biasanya, mungkin karena status mereka kali ya
? atau karena hal yang lain ? hmm .. ntahlah, yang jelas perbedaan itu sangat
terasa antara mereka berdua kali ini.
“gimana tadi sama Bu Sesil?” Ilham
memulai pembicaraan, memecah keheningan yang tercipta semenit yang lalu itu.
“gimana apanya ? biasalah, ngumpulin
tugas + curhat, hehe” jawab jane santai.
“hayo .. curhat masalah apa tuh ?
ngomongin aku ya ?” ledek Ilham seraya tertawa kecil.
“emm ... ng .. nggak kok” jawab Jane
ragu “kurang kerjaan banget ngomongin kamu, emang kamu siapa?”
“hehe kirain ..”
Keheningan yang sempat tercipta tadi
pun memecah seketika, Ilham dan Jane kembali kepada mereka yang sebelumnya,
kembali seperti biasanya, seperti sahabat dengan sahabatnya.
Bersambung ...