#SuratUntukNeptunus Hari ke 31
Awanku terus bergerak menjauh dari pandangan sepasang mataku. Trus kucoba ikuti namun tak bisa. Itu juga mungkin yang dialami sebagian orang yang sedang dilanda kegalauan. Hah? Galau? Ceritanya gini nus, beberapa hari yang lalu kudapati teman perempuanku berkata kurang baik disalah satu akun jejaring sosialnya. Aku Tidak suka dengan tindakannya yang seperti itu. Rasanya sebagai sesama perempuan tidak pantas kata-kata seperti itu dimataku. Ya. Aku mention lah dia, lalu menasihatinya. Aku tanya kenapa dia berkata seperti itu. "aku nggak pa-pa kok" jawabnya. Rasanya ada banyak makna dibalik kata nggak pa-pa-nya itu. Secara saya juga perempuan (akhirnya diakui juga wkkw) paling tidak saya tau kalau jawabannya itu bukan jawaban yang ada dihati. Tapi yasudah lah, tak kuteruskan. Mungkin dia memang butuh sendiri dulu. Dan aku tak ada hak untuk memaksanya menceritakan apa isi hatinya.
Keesokan harinya, dengan gaya bicara seenakku ini aku memberanikan diri mendekatinya.
Iseng saja aku menyapanya. "hei kamu (maaf ya ga bisa sebutin nama, privasi bro :D) cie yang lagi galau hahaha".
"Apaan sih? Sok tau nih ..." Jawabnya singkat.
"Bukan sok tau tapi memang bener-bener tau, hehehe" Ledekku lagi "Statusmu yang semalem ga pantes dibaca loh"
"Ah kamu ga ngerasain apa yang aku rasain sih, makanya kamu ngomong gitu" Bantahnya (dan sepertinya pembahasan mulai serius disini).
"iya aku tau, tapi ga segitunya juga kan? inget, kamu itu cewek... tau kan apa yang aku maksud..." Jelasku padanya. Kali ini ia hanya menanggapiku dengan senyum tidak ikhlas. Kulihat bola matanya. Mata itu berbicara. Mata itu seperti ingin meluapkan semua apa yang ia rasakan. Tapi mulut itu menahannya. Menahannya untuk jujur pada dirinya sendiri.
Tak mau banyak ikut campur sih, tapi kebetulan lagi aku bertemu dia dihari berikutnya. Tak sengaja aku melihatnya sedang menuntun motornya didekat gerbang sekolah. Kulambaikan tanganku padanya. Dan ia pun melambaikan tangan padaku yang artinya memberi kode agar aku datang menghampirinya.
Ketika disampingnya iseng lagi sepertinya seru "gimana? masih galaukah?"
"Masih. hahaha" kali ini dia menjawab pertanyaanku dengan jujur.
"Kalau galau jangan keterlaluan ya, masak sampe nulis kayak gitu segala, kamu ga malu apa kalo dibaca orang?"
"mau gimana lagi udah terlanjur juga. orang kan beda-beda"
"ya tapi seenggaknya kan kamu bisa kendalikan dirimu. sifat burukmu"
"susah :("
"belajar dong. masalahmu hanya ada pada caramu untuk mengendalikan dirimu"
"iya...iya... akan kucoba"
"iya, kamu cuma butuh waktu aja kok. semoga berhasil. inget, jangan galau mulu. hahhah" kuterima sms dari kakak kelasku dulu, yang ternyata sudah menunggu ku disudut sekolah. Kutemui dia, yg itu berarti aku pergi meninggalkan temanku tadi.
Jadi intinya pengendalian diri itu penting. Segalau apapun kamu, kamu harus tetap kendalikan dirimu. Aku akui, jujur ya, sampai sekarang saja aku masih sulit mengendalikan diriku. Apalagi kalau sudah terkoneksi dengan hati. Wah... rumitnya minta ampun. HAHAHA. Tapi begini-begini aku juga belajar buat mengendalikan diri loh. haha. Jadi kalian juga harus belajar, setidaknya nemenin aku sama temenku tadi belajar untuk mengendalikan diri, hehehe. Jadilah perempuan yang cool. Cool dalam berbicara. Cool dalam bertindak Juga cool dalam berperilaku.
Jadi gitu Nus ceritanya. Cuma mau share tentang pengendalian diri aja kok, hehe. Oh iya Nus, kalau sempet tanggepin Suratku ini ya :D
Salam Agen Neptunus :D